Website Resmi Desa Purwodadi Tebing Tinggi

Tentang Kami

“PROFIL DESA PURWODADI”

  • “Desaku Tanpa Korupsi, Dana Desa Untuk Kesejahteraan Desa”, sepenggal kalimat dari pamflet yang diletakkan di dinding ruang Kantor “DESA PURWODADI” memberikan kesan pertama kepada kami Tim Pemantauan dan Evaluasi DAK Fisik dan Dana Desa dari KPPN Kuala Tungkal yang didampingi oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Tanjung Jabung Barat pada saat berkunjung ke salah satu “Desa Mandiri Tahun 2016” yang ditunjuk oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
  • Butuh ± 2,5 jam waktu tempuh perjalanan dari Kuala Tungkal menuju Desa Purwodadi yang lokasinya terletak di Tungkal Ulu, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Sepanjang perjalanan menuju Desa Purwodadi, kami melewati jalanan tanah padat dengan disuguhi pemandangan perkebunan. Desa Purwodadi yang berdiri tahun 1985 melalui program transmigrasi dari Pulau Jawa dan resmi menjadi desa secara definitif tahun 1993, saat ini penduduknya berjumlah 7.451 jiwa yang terdiri dari 5 dusun, 34 RT dan 2.161 kepala keluarga. Sekilas terlihat nuansa kental pedesaan seperti di pulau Jawa pada saat kami diajak berdialog dengan anggota masyarakat.

Kedatangan tim yang dipimpin oleh Kepala KPPN Kuala Tungkal, Bapak Dayu Rusanto, disambut secara hangat oleh Kepala Desa Purwodadi yaitu Bapak Jayus di dampingi oleh seluruh perangkat desa. Kepala Desa memaparkan bahwa dana desa yang telah dikelola selama 3 tahun mulai dari tahun 2015 s.d. 2017 telah digunakan untuk membangun infrastruktur desa, pengembangan usaha Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), serta pemberdayaan masyarakat desa. Kepala Desa mengajak untuk berkeliling kantor desa dan memperkenalkan para Kepala Dusun yang secara kebetulan sedang berkumpul untuk mengadakan musyawarah desa. Di dinding depan kantor desa terdapat struktur organisasi pemerintahan desa dan beberapa informasi terkait pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes). Setelah puas melihat kondisi kantor desa, Kepala Desa mengajak untuk melihat langsung hasil dari penggunaan dana desa yang tersebar di seluruh wilayah Desa Purwodadi. Disela-sela kunjungan di Desa Purwodadi, kami berkesempatan melakukan dialog langsung dengan masyarakat. Beberapa testimoni dari masyarakat menyatakan sangat mendukung bergulirnya program dana desa karena hasilnya dapat langsung dirasakan oleh masyarakat seperti “Pengerasan Jalan Lingkungan” yang menghubungkan jalan antar dusun, “Los Pasar” sebagai tempat yang layak untuk para pedagang, “Pengelolaan Pupuk Kompos” yang pemasarannya dikelola oleh BUMDes, “Pembangunan Posyandu” yang berintegrasi dengan “PAUD dan Kantor PKK” dan pemberdayaan masyarakat melalui “Pelatihan Menjahit dan Pelatihan Teknik Mengelas”. Masyarakat berharap agar program dana desa tetap dilanjutkan dan ditingkatkan untuk kesejahteraan masyarakat desa. “SUMBER PENDANAAN PEMERINTAHAN DESA” Rencana pendanaan pemerintah desa untuk tahun 2017 yang dituangkan dalam APBDes tahun 2017, dijabarkan dalam bentuk banner dan dilekatkan di dinding kantor desa yang menghadap ke jalan raya. Hal ini menunjukkan bahwa perangkat desa berusaha untuk melakukan transparansi pengelolaan dana yang sumbernya berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Anggaran Dana Desa (ADD), Dana Desa (DD) dan Retribusi. “ SUCCESS STORY PENGELOLAAN DANA DESA ” Kisah cerita sukses pengelolaan dana desa tahun 2015 dimulai dengan kunjungan kami ke “Los Pasar” dan “Posyandu” yang berintegrasi dengan “PAUD”. Sebelum dibangunnya Los Pasar, para pedagang menggunakan bangunan yang dibangun pada tahun 1991/1992 dengan kondisi sudah rusak. Berdirinya Los Pasar memberikan tempat yang lebih layak bagi para pedagang dan menghasilkan pendapatan retribusi kepada pemerintah desa. Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui, peribahasa ini sesuai dengan tujuan pembangunan gedung bersama “Posyandu dan PAUD”. Peletakan batu pertama pembangunan Posyandu dan PAUD dilakukan oleh Wakil Bupati Tanjung Jabung Barat. Sebelum berdirinya Posyandu, pemerintah desa memanfaatkan rumah warga untuk melayani masyarakat. Beberapa testimoni dari masyarakat menyatakan bahwa dengan adanya Posyandu, masyarakat tidak perlu melakukan perjalanan yang jauh untuk memberikan imunisasi kepada anak-anak mereka. PAUD juga memberikan kesempatan lapangan pekerjaan pada masyarakat desa dan membantu mereka untuk memberikan pendidikan kepada anak-anak mereka. Cerita sukses penggunaan dana desa 2015 berlanjut di tahun 2016 dengan tetap memfokuskan pada pembangunan infrastruktur melalui “Pengerasan Jalan Lingkungan”, pembangunan “Boxcluver”, dan pembangunan “Posyandu yang berintegrasi dengan Kantor PKK’. Aliran dana desa juga disalurkan untuk pemberdayaan sumber daya masyarakat melalui “Pelatihan Menjahit dan Pelatihan Teknik Pengelasan”. Pada tahun yang sama, “BUMDes” didirikan dan mendapatkan aliran dana dari dana desa untuk pengembangannya. Infrastruktur pembangunan “Pengerasan Jalan Lingkungan” ditujukan ke daerah yang masih sulit akses jalan. “Boxcluver” yang dibangun merupakan salah satu solusi untuk menghubungkan jalan yang sempat terputus jembatannya. Seluruh pekerjaan dilakukan secara swakelola yang berdampak pada bertambahnya lapangan pekerjaan dan meningkatkan roda perekonomian masyarakat. Kesuksesan pembangunan Posyandu yang berintegrasi dengan PAUD di tahun 2015 dilanjutkan dengan pembangunan “Posyandu yang berintegrasi dengan Gedung PKK”. Ibu-Ibu PKK yang selama ini belum mempunyai kantor sekarang telah memiliki gedung untuk melakukan kegiatankegiatan yang semakin lama semakin banyak kegiatannya. Tahun 2016 merupakan tahun pertama dana desa digunakan untuk pemberdayaan masyarakat melalui “Pelatihan Teknis Pengelasan dan Pelatihan Menjahit”. Pelatihan teknik mengelas ditujukan kepada anggota masyarakat yang selama ini masih menganggur. Kepala Desa menuturkan bahwa anggota masyarakat desa yang dahulunya masih menganggur ternyata sekarang dapat menggunakan keterampilan pengelasan untuk mendapatkan tambahan penghasilan. Salah satu bukti konkrit adalah teralis pintu Posyandu yang saat ini digunakan adalah salah satu produksi dari masyarakat yang telah mengikuti pelatihan teknik pengelasan. Pemberdayaan masyarakat melalui “Pelatihan Menjahit” diawali dengan melengkapi sarana pelatihan dengan pembelian mesin jahit obras. Sasaran pelatihan adalah untuk melatih ibu-ibu rumah tangga yang diharapkan pada tahun berikutnya dapat menularkan ilmunya kepada ibu-ibu rumah tangga lainnya. Cukup banyak anggota masyarakat yang tertarik untuk mengikuti pelatihan menjahit. Anggota masyarakat yang berminat diminta untuk mendaftarkan diri melalui masing-masing ketua RT. Salah satu motor pengajar kursus adalah Ibu Kepala Desa yang dibantu beberapa orang masyarakat. Walaupun honor pengajar pelatihan belum dianggarkan, Ibu Kepala Desa tetap semangat memberikan pelatihan kepada masyarakat. BUMDes sebagai salah satu badan usaha di desa yang diharapkan memberikan dampak positif dalam pembangunan desa juga mendapatkan aliran bantuan dana desa. Dana desa digunakan oleh BUMDes untuk pengelolaan pasar dan pupuk non organik yang salah satu hasilnya adalah pungutan retribusi. Beralih pada cerita sukses penggunaan dana desa tahun 2017, pengelolaan dana desa tahap pertama oleh Pemerintah Desa yang telah disalurkan melalui KPPN sebesar Rp483 juta ditujukan untuk pembangunan “Pengerasan Jalan Lingkungan” sepanjang ± 3 KM, pengembangan keterampilan masyarakat melalui “Pelatihan Menjahit” dan “Pengembangan BUMDes melalui Penyertaan Modal APBDes”. Sasaran pengerasan jalan lingkungan ditujukan untuk daerah yang masih belum mendapat aliran pembangunan dana desa pada tahun 2015 dan 2016. Testimoni dari beberapa masyarakat menyatakan bahwa mereka sangat bersyukur sekali karena dengan adanya dana desa jalan-jalan yang dahulunya sangat becek dan sulit dilalui sekarang menjadi mudah untuk dilalui. Kelanjutan pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan menjahit yang telah dilaksanakan melalui dana desa di tahun 2016 dilanjutkan di tahun 2017. Program pelatihan menjahit diarahkan untuk menularkan ilmu bagi anggota keterampilan senior kepada juniornya. Pelatihan juga diarahkan untuk praktik langsung untuk menjahit seragam perangkat desa, ibu-ibu PKK, batik RT dan seragam ibu-ibu Posyandu. Kepala Desa mengatakan bahwa baju yang dipakai sekarang merupakan hasil dari pelatihan menjahit. Hal yang tidak kalah menarik dari Desa Purwodadi adalah berdirinya Kelompok Tani Makmur yang bergerak di bidang pengolahan pupuk kompos dan Kelompok Ternak Sido Makmur yang bergerak di bidang peternakan sapi. Peternakan sapi yang ditujukan untuk memasok daging sapi ternyata juga dapat memberikan bahan untuk Kelompok Tani Makmur untuk mengolah kotoran sapi menjadi pupuk kompos. Penyertaan modal BUMDes yang salah satunya melalui pemasaran penjualan “Pupuk Kompos” merupakan salah satu produk andalan yang diharapkan memberikan dampak positif untuk pembangunan desa. Berdasarkan penjelasan Kepala Desa, pupuk kompos memiliki prospek yang cukup menjanjikan. Permintaan pupuk kompos dari Perusahaan Wira Karya Sakti yang bergerak di bidang Hutan Tanam Industri cukup besar. Seandainya pengelolaan pupuk kompos diberikan suntikan modal yang besar maka akan sangat membantu kemajuan masyarakat sekitar. Dari pemasaran pupuk kompos sekarang ini, setiap bulannya BUMDes dapat menghasilkan Rp2,5 juta. Hasil awal yang cukup memuaskan untuk sektor yang didanai oleh dana desa. Terlepas dari cerita sukses penggunaan dana desa, terdapat suatu hal yang perlu mendapatkan apresiasi cukup besar untuk perangkat desa dan masyarakat, yaitu semangat swadaya dan gotong royong untuk membangun desa. Kepala Desa mengatakan bahwa beberapa fasilitas seperti masjid, musola, perbaikan jalan dan bahkan kantor desa merupakan hasil murni dari swadaya masyarakat. Sifat gotong royong (guyub) terlihat sangat kental dalam rangka membangun desa mereka tercinta ataupun untuk kegiatan yang bersifat perorangan seperti pernikahan. Mengutip Kutipan mantan Presiden Amerika Serikat “Jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yang kamu berikan kepada negaramu”, maka tidak berlebihan untuk kita berbangga dan mencontoh apa yang telah dilakukan oleh Perangkat Desa dan Masyarakat Desa Purwodadi dalam membangun desa mereka tercinta. Patut kita tunggu, apakah pengelolaan dana desa di Desa Purwodadi dapat menurunkan persentase angka kemiskinan? Jawabannya PASTI BISA. DAN SEMOGA DESA PURWODADI SEMAKIN BERHASIL MENUJU DESA MANDIRI”. AamIin ya rabbal’alamiin.